Kabar buruk kembali menyelimuti wilayah Limapuluh Kota, Sumatera Barat, di mana bencana longsor kembali terjadi dan mengakibatkan terputusnya jalur utama yang menghubungkan provinsi Sumatera Barat dengan Riau. Peristiwa alam ini dilaporkan terjadi pada hari Selasa, 6 Mei 2025, sekitar pukul 09.15 WIB, di kilometer 18 ruas jalan nasional yang melintasi Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Bapak Joni Putra, melalui sambungan telepon kepada tim media di Posko Siaga Bencana pada pukul 10.00 WIB.
Bencana longsor kali ini diduga kuat dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang labil pasca longsor sebelumnya yang terjadi beberapa hari lalu. Material longsor berupa tanah bercampur bebatuan dan batang kayu kembali menutupi seluruh badan jalan, membuat akses transportasi antara dua provinsi bertetangga tersebut lumpuh total. Akibatnya, antrean kendaraan dari kedua arah dilaporkan semakin panjang dan mengganggu aktivitas perekonomian serta mobilitas warga.
Menurut keterangan dari petugas Satlantas Polres Limapuluh Kota, Bripka Anton, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Dinas PUPR Provinsi Sumatera Barat, TNI, dan Polri segera diterjunkan ke lokasi bencana longsor untuk melakukan upaya penanganan darurat. Beberapa unit alat berat seperti ekskavator dan buldoser telah dikerahkan untuk membersihkan material longsor yang diperkirakan mencapai volume ratusan kubik meter. Namun, proses evakuasi terkendala oleh kondisi cuaca yang masih belum stabil dan potensi terjadinya longsor susulan.
Kepala BPBD Provinsi Sumatera Barat, Bapak Firman Hadi, melalui siaran pers yang dikeluarkan pada siang hari ini, mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pengguna jalan untuk tidak memaksakan diri melintasi jalur Limapuluh Kota-Riau hingga situasi benar-benar aman dan jalur dinyatakan terbuka kembali oleh pihak berwenang. Pihaknya juga menyarankan agar para pengemudi menggunakan jalur alternatif melalui Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya, meskipun perjalanan akan memakan waktu lebih lama.
Bencana longsor yang berulang kali terjadi di wilayah Limapuluh Kota ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan pusat. Upaya mitigasi bencana dan relokasi warga yang tinggal di zona rawan longsor dinilai mendesak untuk dilakukan guna mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, perbaikan dan penguatan struktur jalan di kawasan rawan longsor juga menjadi prioritas untuk memastikan konektivitas antarprovinsi tetap terjaga.
Hingga berita ini diturunkan, proses pembersihan material longsor masih terus berlangsung. Pihak BPBD dan instansi terkait terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Diharapkan, jalur utama Sumbar-Riau ini dapat segera dibuka kembali agar aktivitas masyarakat dan perekonomian tidak terganggu terlalu lama akibat bencana longsor ini. Masyarakat di sekitar lokasi longsor juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi longsor susulan, terutama saat hujan deras kembali mengguyur wilayah tersebut.